Kampanye Cegah Pelemparan Kereta Api
https://www.jakartaforum.web.id/2015/10/kampanye-cegah-pelemparan-kereta-api.html
Jakarta - Kampanye Cegah Pelemparan Kereta Api. Aksi pelemparan kereta api hingga kini masih menjadi salah satu kendala dalam keamanan dan kenyamanan kereta api. Yang mencengangkan banyak aksi pelemparan itu lebih banyak dilakukan oleh anak anak. Hal ini karena ketidaktahuan mereka akan seriusnya bahaya atau dampak yang ditimbulkannya.
Untuk mencegah aksi pelemparan ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama komunitas pecinta kereta api, Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) menggelar kampanye sosialisasi bahaya aksi pelemparan terhadap kereta api di SDN Mekarsari 01/02 dan SMK Budi Perkasa, Tambun, Bekasi. Diharapkan melalui sosialisasi ini, aksi-aksi pelemparan ke kereta api bisa berkurang.
Humas IRPS Ifan Triyanto mengatakan, pemilihan sekolah tersebut karena lokasinya yang berdekatan dengan rel. Para siswa di tempat tersebut kemungkinan besar pernah melakukan pelemparan terhadap kereta api yang melintas.
"Kita pilih sekolah SDN Mekarsari 01/02 dan SMK Budi Perkasa di Tambun, Bekasi karena lokasinya dekat dengan rel kereta api. Lokasi ini tercatat paling sering terjadi insiden pelemparan batu ke kereta," ujarnya, Senin (19/10/2015).
Sosialisasi tersebut dapat dikatakan dikemas secara menarik dengan penyuluhan yang dipadukan dengan berbagai permainan menarik dan pemutaran video para korban pelemparan, salah satunya adalah masinis yang matanya buta karena cidera akibat pelemparan batu.
Yudha (9), siswa kelas IV SDN Mekarsari 02 mengaku jera melempari kereta api karena iseng setelah menyaksikan video para korban dan aksi teatrikal yang dibawakan para anggota IRPS.
"Saya sedih melihat pak masinis bisa sampai buta karena terlempar batu. Saya janji tidak akan lagi melempari kereta dengan batu," ucapnya.
Sementara kepala sekolah SDN 02 Mekarsari, Edi Sugardi mengaku tidak tahu menahu soal tindakan anak didiknya selama ini. Pasalnya, saat ditanya apakah mereka pernah melempari kereta dengan batu, hampir 60 persen anak-anak SD tersebut mengangkat tangan.
"Kami terkejut tahu soal ini, karena kami para guru terus terang tidak bisa mengawasi murid-murid 24 jam. Kami tidak bisa mencegah, namun setelah ini kami akan mengajari anak-anak kami lebih baik dan mengambil langkah berikutnya," tegasnya.
Berdasarkan data dari PT KAI Daops 1, sejak bulan Mei hingga Agustus 2015 telah terjadi delapan peristiwa pelemparan dengan dampak mulai dari pecah kaca hingga korban terluka parah. (Jf)
Untuk mencegah aksi pelemparan ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama komunitas pecinta kereta api, Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) menggelar kampanye sosialisasi bahaya aksi pelemparan terhadap kereta api di SDN Mekarsari 01/02 dan SMK Budi Perkasa, Tambun, Bekasi. Diharapkan melalui sosialisasi ini, aksi-aksi pelemparan ke kereta api bisa berkurang.
"Kita pilih sekolah SDN Mekarsari 01/02 dan SMK Budi Perkasa di Tambun, Bekasi karena lokasinya dekat dengan rel kereta api. Lokasi ini tercatat paling sering terjadi insiden pelemparan batu ke kereta," ujarnya, Senin (19/10/2015).
Sosialisasi tersebut dapat dikatakan dikemas secara menarik dengan penyuluhan yang dipadukan dengan berbagai permainan menarik dan pemutaran video para korban pelemparan, salah satunya adalah masinis yang matanya buta karena cidera akibat pelemparan batu.
Yudha (9), siswa kelas IV SDN Mekarsari 02 mengaku jera melempari kereta api karena iseng setelah menyaksikan video para korban dan aksi teatrikal yang dibawakan para anggota IRPS.
"Saya sedih melihat pak masinis bisa sampai buta karena terlempar batu. Saya janji tidak akan lagi melempari kereta dengan batu," ucapnya.
Sementara kepala sekolah SDN 02 Mekarsari, Edi Sugardi mengaku tidak tahu menahu soal tindakan anak didiknya selama ini. Pasalnya, saat ditanya apakah mereka pernah melempari kereta dengan batu, hampir 60 persen anak-anak SD tersebut mengangkat tangan.
"Kami terkejut tahu soal ini, karena kami para guru terus terang tidak bisa mengawasi murid-murid 24 jam. Kami tidak bisa mencegah, namun setelah ini kami akan mengajari anak-anak kami lebih baik dan mengambil langkah berikutnya," tegasnya.
Berdasarkan data dari PT KAI Daops 1, sejak bulan Mei hingga Agustus 2015 telah terjadi delapan peristiwa pelemparan dengan dampak mulai dari pecah kaca hingga korban terluka parah. (Jf)