Masih Ada Berkah Dibalik musim Kemarau

JakartaMasih Ada Berkah Dibalik Kemarau. Musim kemarau yang berkepanjangan menjadi momentum baik bagi para pengusaha batu bata. Di beberapa daerah di Jawa Tengah para petani yang sawahnya kekeringan dan gagal panen beralih menjadi pengusaha batu bata. Namun dibalik kekeringan sawah dan ladang, musim kemarau ternyata membawa berkah tersendiri bagi pengusaha atau pengrajin batu bata. 

Sebagai contoh pengusaha batu bata dapat mengantongi sedikitnya 7 juta rupiah perbulan, dengan akumulasi penjualan  Rp. 700.000,- untuk per 1000 buah bata. Dalam sebulan mereka dapat membakar batu bata sebanyak 10.000 buah. Di musim kemarau seperti ini, proses pembakaran bata menjadi amatlah singkat, karena dalam satu setengah hari, paling lambat 2 hari, batu bata yang dibakar di dalam sekam sudah ‘matang’. 

Mengolah tanah menjadi batubata
pengusaha batu bata dapat mengantongi sedikitnya 7 juta rupiah perbulan,
Amat berbeda apabila musim hujan, dimana batu bata baru bisa  ‘matang’ dalam proses pembakaran enam hari sampai satu minggu. Proses produksi yang lama seperti itu tentu tidak efisien bagi para produsen batu bata. Belum lagi resiko batu bata yang rusak, karena tanah liat yang belum ‘matang’ dapat tergerus air hujan.

Pengusaha batu bata di Desa Blendung, Kosambi Kerawang Timur melayani para pengembang rumah sederhana (RS dan RSS) yang banyak tersebar di seputar Bekasi, Cikampek dan di Kerawang sendiri. Maraknya bisnis pengembangan rumah sederhana di jabodetabek membuat pengusaha batu bata kebanjiran order. Dalam seminggu, para pengembang dapat memesan antara 3000 sampai 4000 batu bata, dengan cara memberi  uang muka yang digunakan pengusaha bata sebagai biaya produksi. (foto dan teks: kemal arif)

Related

Peristiwa 6104439881845756430
jasa-ekspedisi
Ajang Berita

Hubungi kami

Nama

Email *

Pesan *

Jumlah Pengunjung

item