Masih Ada Berkah Dibalik musim Kemarau
https://www.jakartaforum.web.id/2015/10/masih-ada-berkah-dibalik-musim-kemarau.html
Jakarta - Masih Ada Berkah Dibalik Kemarau. Musim kemarau yang berkepanjangan menjadi momentum baik bagi
para pengusaha batu bata. Di beberapa daerah di Jawa Tengah para petani yang
sawahnya kekeringan dan gagal panen beralih menjadi pengusaha batu bata. Namun dibalik
kekeringan sawah dan ladang, musim kemarau ternyata membawa berkah tersendiri bagi
pengusaha atau pengrajin batu bata.
Sebagai contoh pengusaha batu bata dapat
mengantongi sedikitnya 7 juta rupiah perbulan, dengan akumulasi penjualan Rp. 700.000,- untuk per 1000 buah bata. Dalam
sebulan mereka dapat membakar batu bata sebanyak 10.000 buah. Di musim kemarau seperti
ini, proses pembakaran bata menjadi amatlah singkat, karena dalam satu setengah
hari, paling lambat 2 hari, batu bata yang dibakar di dalam sekam sudah
‘matang’.
Mengolah tanah menjadi batubata |
pengusaha batu bata dapat mengantongi sedikitnya 7 juta rupiah perbulan, |
Amat berbeda apabila musim hujan, dimana batu bata baru bisa ‘matang’ dalam proses pembakaran enam hari sampai satu minggu.
Proses produksi yang lama seperti itu tentu tidak efisien bagi para produsen
batu bata. Belum lagi resiko batu bata yang rusak, karena tanah liat yang belum
‘matang’ dapat tergerus air hujan.
Pengusaha batu bata di
Desa Blendung, Kosambi Kerawang Timur
melayani para pengembang rumah sederhana (RS dan RSS) yang banyak
tersebar di
seputar Bekasi, Cikampek dan di Kerawang sendiri. Maraknya bisnis
pengembangan rumah sederhana di jabodetabek membuat pengusaha batu bata
kebanjiran order. Dalam seminggu, para
pengembang dapat memesan antara 3000 sampai 4000 batu bata, dengan cara
memberi uang muka yang digunakan
pengusaha bata sebagai biaya produksi. (foto dan teks: kemal arif)