Bahasa Penting Dalam Proses Pembentukan Karakter Bangsa

Jakarta - Bahasa Penting Dalam Proses Pembentukan Karakter Bangsa. Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan, membangun semangat dan karakter bangsa di tengah kompleksitas persoalan bangsa yang terjadi saat ini bukan sesuatu yg mudah. Diperlukan kerja keras dan komitmen seluruh elemen bangsa tentang kesamaan dalam menghayati konsep kebangsaan yang menjadi pondasi keindonesiaan.  Kesamaan penghayatan dan pemahaman sebagai bangsa Indonesia, dapat ditunjang dari pemaknaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik.
 
“Fungsi bahasa sangat penting, baik sebagai alat interaksi atau komunikasi masyarakat  dalam menyampaikan pikiran, gagasan atau konsep,  termasuk dalam penyampaian penghayatan kebangsaan, Disitulah peran pentingnya bahasa dalam membentuk karakter bangsa akan terlihat” kata Kasau.  Pernyataan tersebut disampaikan Kasau ketika bertindak sebagai keynote speech pada seminar internasional Patriotisme Bahasa di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Rabu (18/11).


Ditambahkan, bahasa sangat mempengaruhi pola pikir manusia, artinya ada ketergantungan pemikiran manusia pada bahasa.  Dalam konteks kebangsaan, maka perbedaan bahasa dapat mempengaruhi kerangka wawasan kebangsaan suatu bangsa. Oleh karena itu Kasau menekankan pentingnya penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi dengan baik, lebih-lebih yang terkait dengan pemasalahan kebangsaan.
.
“Pandangan masyarakat terhadap bangsanya ditentukan oleh kualitas penggunaan bahasa masyarakat itu sendiri. Masyarakat tidak dapat menyimpang dari garis-garis yang sudah ditentukan dalam bahasanya” jelas Kasau.

Seminar sehari yang diselenggarakan oleh Fakultas Penddikan Bahasa dan Sastra (FPBS) dan diikuti oleh  ratusan civitas akademika UPI ini, mengambil tema “Patriotisme Bahasa Dalam Tataran Kebangsaan”.  Seminar  dibuka oleh Rektor UPI Prof. Dr. Furqon, MA, P.hd, serta dihadiri Dekan FPBS Prof. Dr. Didi Suhedi P.hd.   Selain Kasau,  seminar juga menampilkan  keynote speech kedua yaitu Prof. Raphael Finkel dari University of Kentucky, Amerika Serikat. 

Related

Tokoh 3140374566845112827
jasa-ekspedisi
Ajang Berita

Hubungi kami

Nama

Email *

Pesan *

Jumlah Pengunjung

item