Empat Belas Mutiara Bangsa Besutan BNI Syariah
https://www.jakartaforum.web.id/2015/11/empat-belas-mutiara-bangsa-besutan-bni.html
Jakarta - Empat Belas Mutiara Bangsa Besutan BNI Syariah. Diluncurkan sejak Februari 2014 dengan itikad untuk mencari duta-duta bangsa yang berbuat baik dan kebajikan, BNI Syariah membuat kampanye korporasi bertajuk Hasanah Titik! Kampanye ini mengajak warga bangsa Indonesia untuk mau tidak mau harus ber-Hasanah (berbuat kebajikan) guna mewujudkan Indonesia yang maju dan bermartabat. Kata Hasanah diambil dari intisari do’a sapu jagad di Al Qur’an yang artinya kebaikan di dunia dan akhirat.
Salah satu perwujudan dari kampanye Hasanah Titik! adalah kemunculan program Mutiara Bangsa Ber-Hasanah (MBB). Lewat program inilah, BNI Syariah mencari sosok biasa yang berbuat luar biasa alias Hasanah bagi lingkungannya dengan harapan Duta-duta MBB dapat menularkan “virus” Hasanah ke seluruh masyarakat. Dari 67 Cabang BNI Syariah di seluruh Indonesia, terkumpul 415 kandidat, kemudian terpilih 14 kandidat tingkat nasional dalam berbagai bidang baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan, pertanian dan peternakan.
Mereka yang terpilih sebagai Duta MBB itu terentang dari Bali hingga Sumatera Utara. Dimulai dari Giana (Sukoharjo, Jawa Tengah), seorang pembuat gitar yang memberdayakan masyarakat sekitar. Yang kedua Dra. M.E Budi Siwi (Ngawi, Jawa Timur), yang menciptakan batik khas Ngawi dan memberdayakan perempuan serta mengentaskan warga sekitar dari kemiskinan. Ia juga berhasil masuk nominasi program Pro Poor 2014 pemerintah provinsi Jawa Timur. Yang ketiga adalah Risdani Yasir (Medan, Sumatera Utara), seorang guru yang mengajarkan pembuatan kerajinan hingga di ekspor ke Australia. Ia mendapat penghargaan Adiwiyata karena kerja kerasnya. Yang keempat adalah Abdul Hamid Rasyid (Bali), yang menggerakkan masyarakat di sekitarnya untuk mendapatkan kehidupan yang layak dari usaha rumput laut.
Lalu yang kelima Suminah (Bengkulu), pengrajin sepatu batang pisang. Kemudian Yudik (Purwokerto, Jawa Tengah), membuat jaringan budidaya (lele, belut, dan cacing). Yang ketujuh Andris Wijaya (Garut, Jawa Barat), pendiri Nasi Liwet Instan 1001 dan mengangkat citra beras Garut. Dari Jogjakarta ada Eko Dadiek, pengusaha pengolahan urine dan kotoran sapi. Kesembilan Makhbub Junaedi (Sidoarjo, Jawa Timur), pengrajin kulit yang memberikan pelatihan mengenai ketrampilan pengolahan kulit bagi warga di sekitarnya.
Berikutnya dr. Gamal (Malang, Jawa Timur). Ia adalah pemrakarsa asuransi sampah dengan memberdayakan pemulung. Kemudian Nadiem (Jakarta), pelopor jasa aplikasi bisnis ojek di smartphone yang ditujukan meningkatkan derajat tukang ojek. Dari kota Bandung muncul Jaya Setiabudi, pengusaha online yang aktif memberdayakan ibu-ibu (komunitas daster). Yang ketiga belas adalah Nezatullah (Jakarta), mahasiswa yang aktif memberikan pemberdayaan kepada lingkungan sekitar mengenai pengolahan sampah dengan nama Nara Kreatif. Dan yang terakhir Budiono (Solo, Jawa Tengah), pengusaha peralatan rumah tangga yang punya jiwa sosial tinggi.
Hasanah Empowerment
Usai sukses menentukan 14 kandidat Mutiara Bangsa BerHasanah (MBB), BNI Syariah kemudian meluncurkan program Hasanah Empowerment. Sebuah program lanjutan Mutiara Bangsa BerHasanah (MBB) yang diharapkan tahun 2015 ini dapat menciptakan 650 entrepreneur baru dari 14 duta MBB dengan penyaluran dana sebesar Rp 1 miliar. Dana itu bersumber dari zakat perusahaan BNI Syariah, yang disalurkan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (35%) dan modal kerja sebesar 65%.
Peran strategis BNI Syariah dalam program Hasanah Empowerment adalah melakukan pendampingan dan berbagi pengetahuan mengenai wirausaha. Dua dari 14 Duta MBB itu, ikut hadir dalam program BNI Syariah Bincang Santai dengan para jurnalis media di Malang dan Jawa Timur pekan lalu (12 dan 13 November 2015). Mereka adalah dr Gamal Albinsaid di Malang dan Makhbub Junaedi di Solo.
Salah satu perwujudan dari kampanye Hasanah Titik! adalah kemunculan program Mutiara Bangsa Ber-Hasanah (MBB). Lewat program inilah, BNI Syariah mencari sosok biasa yang berbuat luar biasa alias Hasanah bagi lingkungannya dengan harapan Duta-duta MBB dapat menularkan “virus” Hasanah ke seluruh masyarakat. Dari 67 Cabang BNI Syariah di seluruh Indonesia, terkumpul 415 kandidat, kemudian terpilih 14 kandidat tingkat nasional dalam berbagai bidang baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan, pertanian dan peternakan.
Mereka yang terpilih sebagai Duta MBB itu terentang dari Bali hingga Sumatera Utara. Dimulai dari Giana (Sukoharjo, Jawa Tengah), seorang pembuat gitar yang memberdayakan masyarakat sekitar. Yang kedua Dra. M.E Budi Siwi (Ngawi, Jawa Timur), yang menciptakan batik khas Ngawi dan memberdayakan perempuan serta mengentaskan warga sekitar dari kemiskinan. Ia juga berhasil masuk nominasi program Pro Poor 2014 pemerintah provinsi Jawa Timur. Yang ketiga adalah Risdani Yasir (Medan, Sumatera Utara), seorang guru yang mengajarkan pembuatan kerajinan hingga di ekspor ke Australia. Ia mendapat penghargaan Adiwiyata karena kerja kerasnya. Yang keempat adalah Abdul Hamid Rasyid (Bali), yang menggerakkan masyarakat di sekitarnya untuk mendapatkan kehidupan yang layak dari usaha rumput laut.
Lalu yang kelima Suminah (Bengkulu), pengrajin sepatu batang pisang. Kemudian Yudik (Purwokerto, Jawa Tengah), membuat jaringan budidaya (lele, belut, dan cacing). Yang ketujuh Andris Wijaya (Garut, Jawa Barat), pendiri Nasi Liwet Instan 1001 dan mengangkat citra beras Garut. Dari Jogjakarta ada Eko Dadiek, pengusaha pengolahan urine dan kotoran sapi. Kesembilan Makhbub Junaedi (Sidoarjo, Jawa Timur), pengrajin kulit yang memberikan pelatihan mengenai ketrampilan pengolahan kulit bagi warga di sekitarnya.
Berikutnya dr. Gamal (Malang, Jawa Timur). Ia adalah pemrakarsa asuransi sampah dengan memberdayakan pemulung. Kemudian Nadiem (Jakarta), pelopor jasa aplikasi bisnis ojek di smartphone yang ditujukan meningkatkan derajat tukang ojek. Dari kota Bandung muncul Jaya Setiabudi, pengusaha online yang aktif memberdayakan ibu-ibu (komunitas daster). Yang ketiga belas adalah Nezatullah (Jakarta), mahasiswa yang aktif memberikan pemberdayaan kepada lingkungan sekitar mengenai pengolahan sampah dengan nama Nara Kreatif. Dan yang terakhir Budiono (Solo, Jawa Tengah), pengusaha peralatan rumah tangga yang punya jiwa sosial tinggi.
Hasanah Empowerment
Usai sukses menentukan 14 kandidat Mutiara Bangsa BerHasanah (MBB), BNI Syariah kemudian meluncurkan program Hasanah Empowerment. Sebuah program lanjutan Mutiara Bangsa BerHasanah (MBB) yang diharapkan tahun 2015 ini dapat menciptakan 650 entrepreneur baru dari 14 duta MBB dengan penyaluran dana sebesar Rp 1 miliar. Dana itu bersumber dari zakat perusahaan BNI Syariah, yang disalurkan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (35%) dan modal kerja sebesar 65%.
Peran strategis BNI Syariah dalam program Hasanah Empowerment adalah melakukan pendampingan dan berbagi pengetahuan mengenai wirausaha. Dua dari 14 Duta MBB itu, ikut hadir dalam program BNI Syariah Bincang Santai dengan para jurnalis media di Malang dan Jawa Timur pekan lalu (12 dan 13 November 2015). Mereka adalah dr Gamal Albinsaid di Malang dan Makhbub Junaedi di Solo.
Kepada para jurnalis yang hadir di kedua kota itu, keduanya menyampaikan kisah dan pengalamannya membangun klinik asuransi sampah untuk pengentasan kemiskinan dan kesehatan masayarakat di daerah Malang dan memberdayakan masyarakat lokal untuk menjadi pengrajin aneka produk berbasis kulit di Tanggulangin, Sidoarjo. “Mereka adalah sosok orang biasa yang berbuat luar biasa bagi kesejahteraan masyarakat di lingkungan masing-masing dan kami pandang layak menjadi duta Mutiara Bangsa berHasanah (MBB) BNI Syariah,” ujar Endang Rosawati, Head Corporate Secretary & Communication Division BNI Syariah di Malang dan Surabaya.