Apa Kabar SPAM Regional Semarsalat?

Jakarta - Sepeti biasa, permasalahan air bersih kurang menjadi perhatian khalayak terutama masalah penyediaannya. Padahal air merupakan kebutuhan utama yang tidak bisa tidak harus ada setiap hari. Perhatian masalah penyediaan air bersih ini kurang popular jika dibandingkan masalah air lainnya misalnya banjir maupun pencemaran limbah. Namun bukan berarti, kedua masalah itu juga tidak kalah penting.

Penyediaan air bersih sudah diatur oleh Undang-Undang dan air merupakan barang publik yang siapapun berhak untuk mengaksesnya. Namun bagaimana kalau keberadaan air ini tidak merata di setiap daerah? Bagaimana jika ego daerah menjadi halangan dalam penyediaan air bersih ini? Banyak sekali kasus tentang penyediaan air lintas daerah, dimana suatu daerah (kabupaten/ kota) tidak memiliki sumber air namun kebutuhan penduduknya harus dipenuhi,. Ada daerah yang berkelimpahan sumber air, namun disisi lain ada daerah yang hanya punya sedikit sumber air bahkan hampir tidak punya. Pun yang terjadi di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. 


Kota Salatiga merupakan sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang. Bayangkan saja, luas Kota Salatiga hanya sekitar 5,78 % dari luas kabupaten Semarang, sehingga bisa dimungkinkan sumber air yang ada di Kota Salatiga jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan Kabupaten Semarang. Apabila dilihat dari penduduknya, kepadatan penduduk Kota Salatiga sekitar tiga kali lipat jika dibandingkan dengan Kabupaten Semarang di Tahun 2013. Fakta ini semakin menambah urgensi adanya pembangunan SPAM Regional Semarsalat.


Apa itu SPAM Regional Semarsalat? Semarsalat sendiri merupakan kepanjangan dari (Kabupaten) Semarang- Salatiga. SPAM Regional Semarsalat adalah Sistem Penyediaan Air Minum Regional wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.

Perencanaan Pembangunan SPAM Regional Semarsalat sendiri merupakan hasil penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Gubernur Bibit Waluyo (pada waktu itu) dengan 27 pemkab/pemkot se- Jateng dan DIY yang difasilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum di Karanganyar pada 2011.

Dalam perjanjian ini disepakati adanya 9 proyek SPAM Regional yaitu : Regional Bregas (Brebes Tegal), Wosusokas (Wonogiri, Sukoharjo, Solo, Karanganyar, Sragen), Petanglong (Pekalongan, Batang, Kota Pekalongan), Keburejo (Kebumen dan Purworejo), Purbamas (Purbalingga dan Banyumas), Wononegara (Wonosobo dan Banjarnegara), Semarsalat (Semarang dan Salatiga), Dadi Muria (Grobogan, Kudus, Pati, Jepara) dan Gelangmantul (Magelang, Sleman, Yogyakarta dan Bantul). 

Tujuan pembangunan SPAM Regional di Provinsi Jateng adalah untuk meningkatkan pelayanan air minum perkotaan Jawa Tengah dari 40,60 % di tahun 2011 menjadi 75 % pada tahun 2015 sesuai target tujuan Pembangunan Milenium  (MDGs) 2015. Namun hingga saat ini, ketika kita memasuki tahun 2016 masih ada beberapa SPAM Regional yang tertunda pembangunannya, salah satunya Semarsalat. 

SPAM Regional Semarsalat direncanakan akan menggunakan sumber Mata Air Muncul dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) nya sendiri akan dibangun di bantaran Sungai Tuntang yang terletak di Kabupaten Semarang. SPAM ini mampu memasok air bersih dengan debit mencapai 250 liter/detik. Dari jumlah tersebut, Kota Salatiga akan menerima pasokan air bersih 100 liter/detik, sedangkan 150 liter/detik sisanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Kabupaten Semarang. SPAM Semarsalat sendiri direncanakan akan menghabiskan dana sekitar 147,4 miliar yang berasal dari APBN. Tujuannya untuk meningkatkan layanan masyarakat akan air bersih Kab. Semarang dan Kota Salatiga dari 60,83% menjadi 82,83%.

Pertanyaannya sekarang : Sampai sejauh mana progress pembangunannya? Atau sejauh mana proses yang telah dilalui? Sampai kapan masyarakat menunggu terealisasi? Dari beberapa literatur yang ada, memberikan informasi yang sangat minim mengenai masalah ini. Salah satu yang bisa dilacak adalah Pengadaan Dokumen Rencana Induk dan Dokumen UKL-UPL SPAM Regional Semarsalat di tahun 2013 yang diiniasi oleh Pemprov Jawa Tengah. 

Mungkin inilah salah satu yang menjadi kendala dalam Pembangunan SPAM itu sendiri, yaitu melengkapi persyaratan-persyaratan administrasi yang dibutuhkan. Kendala yang lain apakah mungkin karena lambatnya respon dari Pemerintah Provinsi Jateng akan kebutuhan masyarakat di daerahnya terutama di wilayah Kota Salatiga dimana semakin merosotnya debit sumber air yang sudah ada dikarenakan pembangunan fisik yang bersebarangan dengan penyerapan air ke tanah, seperti alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi perumahan, betonisasi, pavingisasi dan masih banyak lagi. Sebab lain karena meningkatnya jumlah penduduk yang signifikan sebagai akibat dari turunnya kesadaran masyakat untuk KB dan gagalnya program Pemerintah dalam mengendalikan jumlah penduduk dan migrasi penduduk.

Kabupaten Semarang  merupakan daerah yang memiliki banyak sumber air termasuk mata air Muncul yang akan digunakan sebagai air baku dalam SPAM ini tentu saja memiliki peran yang banyak yaitu menjaga agar kontinuitas sumber air dapat terjaga. Dengan melakukan konservasi alam di sekitar sumber air dan bantaran sungai termasuk dengan penghijauan dan menghindarialih fungsi lahan. Sedangkan Kota Salatiga yang merupakan daerah tangkapan air harus mampu juga menjaga daerahnya agar air dapat terserap sebanyak-banyaknya ke dalam tanah. Caranya dengan membangun sumur resapan, membuat lubang-lubang biopori, memodifikasi drainase agar sekaligus dapat meresapkan air kedalam tanah dn tentu saja mekakukan reboisasi. Karena SPAM Semarsalat sendiri merupakan proyek lintas daerah, maka diperlukan kerjasama yang baik antara kedua daerah ini. Dengan mengesampingkan ego kedaerahan dan bertekad memiliki tujuan bersama untuk kepentingan banyak orang tanpa batas daerah.

Selain kedua peran daerah diatas, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga memiliki peran yang penting untuk dapat merealisasikan ini. Kerjasama antar daerah ini tidak akan terwujud jika tidak ada dukungan dan respon yang cepat dan positif dari Pemerintahan yang ada diatasnya. Untuk itu, mohon kepada Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo untuk dapat mempercepat pembangunan SPAM Semarsalat yang rencananya direalisasikan tahun 2016. Dengan kerjasama yang baik antar lintas sektor, diharapkan masyarakat bisa mendapatkan akses air bersih secara merata sekaligus memperbaiki sanitasi lingkungan. Mega – Ika – Tira (Mahasiswa Magister Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro)

Related

Peristiwa 1551251974536969726
jasa-ekspedisi
Ajang Berita

Hubungi kami

Nama

Email *

Pesan *

Jumlah Pengunjung

item