Jumlah Titik Panas di Riau Terpantau Menurun
https://www.jakartaforum.web.id/2016/08/jumlah-titik-panas-di-riau-terpantau.html
Jakarta - Jumlah Titik Panas di Riau Terpantau Menurun. Setelah sempat memburuk beberapa hari lalu, kualitas udara di Provinsi Riau pada Selasa (30/8/2016) kian membaik. Hal ini seiring dengan upaya pemadaman oleh tim terpadu ditambah dengan turunnya hujan yang hampir merata di daerah rawan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau, seperti di Siak, Pelalawan, Kuansing, Inhu, sebagian Bengkalis dan Kota Dumai..
"Jumlah hotspot menurun, dan sebaran asap di Provinsi Riau, dapat diatasi," kata Menteri LHK, Siti Nurbaya.
"Jumlah hotspot menurun, dan sebaran asap di Provinsi Riau, dapat diatasi," kata Menteri LHK, Siti Nurbaya.
pemadaman kebakaran di Riau |
"Beberapa daerah memang sempat diselimuti asap beberapa hari lalu karena meluasnya area yang terbakar, menjelang siang hari ini, kualitas udara hampir diseluruh daerah di Riau terus membaik," tambahnya.
Namun begitu kata Menteri Siti, patroli terpadu terus dilakukan di beberapa wilayah/desa rawan Karhutla oleh Daops Pekanbaru, Dumai dan Siak. Manggala Agni bersama-sama dengan TNI, POLRI, BPBD dan Masyarakat Peduli Api (MPA) masih terus melakukan pemadaman di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Siak, Dumai, Bengkalis, dan Kampar.
Kegiatan Water Bombing sebenarnya dilaksanakan sejak tanggal 27 Februari 2016, secara khusus, tanggal 28 Agustus 2016 telah dilakukan water bombing di 6.467 sorti dengan total air sebanyak 48.752.400 Liter di Kab. Bengkalis, Kab. Rokan Hilir, Kab. Rokan Hulu, Kab. Siak, Kab. Pelalawan, Kab. Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kab. Kampar, Kota Pekanbaru.
Melibatkan sarana operasi seperti Heli Superpuma, Heli Puma, Heli Mi-8, Heli Bolcow, Air Tractor (AWU), Air Tractor (NWU). Untuk TMC meliputi Cassa 212 dan untuk keperluan survey udara menggunakan F-16 dan Hawk 100. Total pesawat yang dipergunakan untuk operasi udara siaga darurat Karhutla Provinsi Riau tahun 2016 sebanyak 10 pesawat.
Selain itu dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di beberapa Provinsi rawan Karhutla. Hal penting lainnya, berbagai upaya ini sejalan dengan penegakan hukum oleh POLRI dan pendampingan serta sosialisasi pada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Upaya penanggulangan Karhutla beberapa waktu ini cukup baik, ditandai dengan penurunan jumlah hotspot secara Nasional, bila dibandingkan pada periode yang sama (1 Januari-30 Agustus) tahun 2015 lalu. Berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua (NASA), jumlah hotspot periode tersebut tahun lalu mencapai 12.966 titik, dan tahun ini turun menjadi 3.021 titik atau turun 76,7 persen.
"Meski hari ini dilaporkan jumlah hotspot menurun dan sebaran asap berkurang, saya tetap meminta semua pihak tetap waspada. Karena situasi bisa saja berubah sewaktu-waktu," kata Menteri Siti.
Selain di Provinsi Riau, Menteri Siti juga terus memberikan perhatian penanganan Karhutla untuk Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
"Saya ucapkan terimakasih atas kerja keras dan dedikasi tim terpadu yang bekerja di garda terdepan pemadaman titik api. Sekaligus saya mengajak segenap masyarakat untuk menjaga alam dan lingkungan, demi kita semua. Berikhtiar sekaligus berdoa jangan sampai titik api meluas," tutupnya. (Dn)
Namun begitu kata Menteri Siti, patroli terpadu terus dilakukan di beberapa wilayah/desa rawan Karhutla oleh Daops Pekanbaru, Dumai dan Siak. Manggala Agni bersama-sama dengan TNI, POLRI, BPBD dan Masyarakat Peduli Api (MPA) masih terus melakukan pemadaman di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Siak, Dumai, Bengkalis, dan Kampar.
Kegiatan Water Bombing sebenarnya dilaksanakan sejak tanggal 27 Februari 2016, secara khusus, tanggal 28 Agustus 2016 telah dilakukan water bombing di 6.467 sorti dengan total air sebanyak 48.752.400 Liter di Kab. Bengkalis, Kab. Rokan Hilir, Kab. Rokan Hulu, Kab. Siak, Kab. Pelalawan, Kab. Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kab. Kampar, Kota Pekanbaru.
Melibatkan sarana operasi seperti Heli Superpuma, Heli Puma, Heli Mi-8, Heli Bolcow, Air Tractor (AWU), Air Tractor (NWU). Untuk TMC meliputi Cassa 212 dan untuk keperluan survey udara menggunakan F-16 dan Hawk 100. Total pesawat yang dipergunakan untuk operasi udara siaga darurat Karhutla Provinsi Riau tahun 2016 sebanyak 10 pesawat.
Selain itu dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di beberapa Provinsi rawan Karhutla. Hal penting lainnya, berbagai upaya ini sejalan dengan penegakan hukum oleh POLRI dan pendampingan serta sosialisasi pada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Upaya penanggulangan Karhutla beberapa waktu ini cukup baik, ditandai dengan penurunan jumlah hotspot secara Nasional, bila dibandingkan pada periode yang sama (1 Januari-30 Agustus) tahun 2015 lalu. Berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua (NASA), jumlah hotspot periode tersebut tahun lalu mencapai 12.966 titik, dan tahun ini turun menjadi 3.021 titik atau turun 76,7 persen.
"Meski hari ini dilaporkan jumlah hotspot menurun dan sebaran asap berkurang, saya tetap meminta semua pihak tetap waspada. Karena situasi bisa saja berubah sewaktu-waktu," kata Menteri Siti.
Selain di Provinsi Riau, Menteri Siti juga terus memberikan perhatian penanganan Karhutla untuk Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
"Saya ucapkan terimakasih atas kerja keras dan dedikasi tim terpadu yang bekerja di garda terdepan pemadaman titik api. Sekaligus saya mengajak segenap masyarakat untuk menjaga alam dan lingkungan, demi kita semua. Berikhtiar sekaligus berdoa jangan sampai titik api meluas," tutupnya. (Dn)