Upaya IAAW Benahi Aspek Kedaulatan Udara Indonesia
https://www.jakartaforum.web.id/2016/10/upaya-iaaw-benahi-aspek-kedaulatan.html
Jakarta -Upaya IAAW Benahi Aspek Kedaulatan Udara Indonesia. Setelah kesekian kalinya Indonesia gagal menjadi anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, institusi Aviation and Aerospace Watch (IAAW) sebagai organisasi pemerhati penerbangan tanah air, melakukan langkah langkah konkrit melakukan pembenahan aspek penerbangan tanah air. Adapun upaya pembenahan tersebut berwujud seminar nasional yang digelar di Jakarta (26/10)
Seminar yang bertajuk "Permasalahan di Bidang Keudaraan dan Penerbangan yang Mengganggu Kedaulatan Negara, Keamanan Nasional dan Martabat Bangsa", berhasil mengurai kondisi permasalahan yang dihadapi kedirgantaraan nasional.
Seminar yang bertajuk "Permasalahan di Bidang Keudaraan dan Penerbangan yang Mengganggu Kedaulatan Negara, Keamanan Nasional dan Martabat Bangsa", berhasil mengurai kondisi permasalahan yang dihadapi kedirgantaraan nasional.
Adapun permasalahan yang terurai dikesempatan itu adalah, buruknya manajemen dan sarana prasarana penerbangan yang masih jauh dari standar minimal internasional. Itulah alasan mengapa Indonesia belum dapat menjadi anggota ICAO, padahal Indonesia telah mengajukan 6 kali keanggotaan dan selalu gagal. Dengan kegagalan tersebut menunjukkan manajemen penerbangan Indonesia, seperti aspek keselamatan, keamanan dan keteraturan penerbangan jauh dari harapan.
Perihal buruknya manajemen penerbangan saat ini, tentunya berimplikasi buruk pada kedaulatan ruang udara Indonesia. Menurut Marsda TNI (Purn) DR. Kusnadi Kardi, kondisi ini sangat memprihatinkan, sebab negara Singapura yang memiliki manajemen penerbangan terbaik di kawasan asia, mampu menguasai dan mengontrol sistem penerbangan di beberapa wilayah Indonesia. Hal itu disebabkan sejak tahun 1946 Singapura telah menguasai Flight Information Region (FIR).
"Hal ini merupakan ancaman Kamnas terutama keleluasaan Singapura mendapat akses intelijen di Kep. Riau dan Natuna. Hal ini merupakan pelecehan", ujar Kusnadi yang juga sebagai narasumber seminar.
Menyikapi permasalahan tersebut, praktisi penerbangan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menyatakan perlu adanya perombakan manajemen penerbangan yang selaras dengan kedaulatan bangsa. "Yang harus kita lakukan adalah menegakan kedaulatan udara. Kita harus memiliki manajerial sesuai ketetapan internasional". Demikian seminar kedirgantaraan yang digelar IAAW dibawah kepemimpinan Capt. Sunaryo, sebagai upaya mengangkat martabat kedaulatan wilayah udara Indonesia. (ef)
Perihal buruknya manajemen penerbangan saat ini, tentunya berimplikasi buruk pada kedaulatan ruang udara Indonesia. Menurut Marsda TNI (Purn) DR. Kusnadi Kardi, kondisi ini sangat memprihatinkan, sebab negara Singapura yang memiliki manajemen penerbangan terbaik di kawasan asia, mampu menguasai dan mengontrol sistem penerbangan di beberapa wilayah Indonesia. Hal itu disebabkan sejak tahun 1946 Singapura telah menguasai Flight Information Region (FIR).
"Hal ini merupakan ancaman Kamnas terutama keleluasaan Singapura mendapat akses intelijen di Kep. Riau dan Natuna. Hal ini merupakan pelecehan", ujar Kusnadi yang juga sebagai narasumber seminar.
Menyikapi permasalahan tersebut, praktisi penerbangan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menyatakan perlu adanya perombakan manajemen penerbangan yang selaras dengan kedaulatan bangsa. "Yang harus kita lakukan adalah menegakan kedaulatan udara. Kita harus memiliki manajerial sesuai ketetapan internasional". Demikian seminar kedirgantaraan yang digelar IAAW dibawah kepemimpinan Capt. Sunaryo, sebagai upaya mengangkat martabat kedaulatan wilayah udara Indonesia. (ef)