Mitos Memperparah Penderita Diabetes
https://www.jakartaforum.web.id/2016/11/mitos-memperparah-penderita-diabetes.html
Jakarta -Mitos Memperparah Penderita Diabetes. Meningkatnya penderita diabetes menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kalangan medis. Sebab, dari data yang dilansir WHO menyatakan bahwa penderita diabetes seluruh dunia telah mencapai angka 400 juta lebih. Sedangkan di Indonesia, penderita diabetes mencapai 10 juta orang.
Menyikapi hal tersebut, Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK. Kedokteran UI RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo menggelar diskusi tentang Diabetes, yang sekaligus peringati hari diabetes dunia tiap tanggal 14 Nopember.
Menyikapi hal tersebut, Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK. Kedokteran UI RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo menggelar diskusi tentang Diabetes, yang sekaligus peringati hari diabetes dunia tiap tanggal 14 Nopember.
Menurut Dr. dr. Em Yunir, SpPD-KEMD, kegiatan ini merupakan bentuk perhatian kami karena begitu banyak penderita diabetes di Indonesia yang mencapai jutaan orang, ucap Dr. Yunir di RSCM (30/11)
Dikemukakannya, banyaknya penderita diabetes di Indonesia yang masih mempercayai mitos mitos diabetes yang justru semakin memperparah hingga menyebabkan komplikasi penyakit lainnya.
Beberapa mitos tersebut antara lain, obat tradisonal lebih bagus ketimbang obat dokter; diabetes bisa disembuhkan; penderita diabetes tidak boleh konsumsi gula sama sekali; sayur dah buah dapat dikonsumsi sebanyak banyaknya; harus menurunkan berat badan; dan lain sebagainya.
Berdasarkan mitos tersebut, terang Dr. dr. Em Yunir, penyakit diabetes yang diderita semakin buruk hingga menyebabkan komplikasi dengan penyakit lainnya. Bahkan dengan mempercayai mitos tersebut, banyak dokter kehilangan pasien. Dalam artian pasien meninggalkan arahan dokter dan beralih pada mitos mitos tersebut.
Pada intinya, sambung Dr. dr. Em Yunir penyakit diabetes perlu mendapat perhatian dari masyarakat, terutama dalam hal edukasi, terapi nutrisi medis, jasmani, terapi farmakologis, dan evaluasi. Kelima aspek tersebut dapat meminimalisir dampak diabetes terhadap penyakit lainnya.
Sebab dapat diketahui, dampak diabetes hingga mengalami komplikasi, seperti ginjal, jantung dan lain sebagainya, membutuhkan waktu 4 hingga 5 tahun kedepan. Nah, untuk meminimalisir dampak tersebut, diperlukan pengelolaan diabetes.
Hal lainnya, bahwa biaya pengobatan diabetes masih terbilang rendah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan komplikasi dari penyakit diabetes. "Saat ini orang hanya sibuk mengeluarkan biaya untuk pengobatan komplikasi dan ini masalah besar, lebih baik menangkalnya dengan pola hidup sehat. (ef)