Presiden Mantapkan Rasa Kebangsaan Bersama Ulama Banten dan Jabar

Jakarta -Presiden Mantapkan Rasa Kebangsaan Bersama Ulama Banten dan Jabar. Presiden Joko Widodo mengundang para ulama dan kiyai ke istana negara. Adapun tujuan pertemuan dimaksudkan untuk memantapkan dan mensinergikan rasa kebangsaan yang wajib terpelihara sepanjang hayat.

Di kesempatan itu hadir Sekitar 78 kyai dan ulama pimpinan pondok pesantren (PP) di wilayah Banten dan Jawa Barat, di antaranya K.H. Ariman Anwar dari PP Nurul Anwar, K.H. Sarkowi dari PP Al-Fataniyah, Abuya Muhtadi dari PP Raudhatul Ulum, K.H. Maimun Ali dari PP Subulussalam, Rofiq Azhar dari PP Zahrotul Haq, K.H. Burhanudin Marzuki dari PP Qotrunnada Depok, dan K.H. Zainuddun Ma'shum Ali dari PP Alhamidiyah.


Dihadapan para tamu Jokowi menegaskan bahwa ulama dan kiyai merupakan elemen penting penopang keutuhan NKRI. "Saya yakin para ulama adalah pilar-pilar penopang NKRI. Indonesia yang kita bangun bersama berdiri atas perjuangan para ulama, kyai, habaib, ustadz, santri, dan termasuk Kyai As'ad Syamsul Arifin yang kemarin telah dianugerahi gelar pahlawan nasional,"

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menyatakan rasa terterima kasihnya kepada para ulama terutama atas sumbangsihnya menyejukkan suasana sehingga di sejumlah daerah pada saat terjadinya demonstrasi 4 November lalu dalam keadaan kondusif dan aman.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih karena telah turut mendinginkan suasana, saya tahu dari informasi yang saya terima, ikut mendinginkan suasana, ikut menyejukkan suasana, dari dahulu sampai sekarang sehingga kita lihat di daerah-daerah juga dalam keadaan sejuk, kondusif, dan aman," ujar Presiden.

Diakui Presiden bahwa pihaknya membutuhkan dukungan nasihat dan tuntunan dari para ulama yang mampu menjalin persatuan Indonesia di tengah keragaman yang ada. Tak hanya itu, Presiden meyakini bahwa masyarakat pun juga memiliki pandangan dan kebutuhan yang sama.

"Nasihat dan tuntunan yang penuh kesejukan dan penuh kedamaian itulah yang selalu kita nanti-nanti, bukan saja oleh pemerintah, tetapi juga oleh umat," terangnya.

Di penghujung pengantarnya, Presiden Joko Widodo berbesar hati untuk mendengar dan menerima segala masukan-masukan terhadap segala kebijakan pemerintah, baik itu terkait dengan kasus dugaan penistaan agama yang kini sedang ditangani Polri, maupun terhadap kebijakan pemerintah lainnya.

Dalam kesempatan itu hadir pula Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Staf Khusus Presiden Johan Budi S.P. (ef/dbs)

Related

Peristiwa 2740497354886758631
jasa-ekspedisi
Ajang Berita

Hubungi kami

Nama

Email *

Pesan *

Jumlah Pengunjung

item