Sumber Daya Alam dan Ekosistem untuk Pembangunan Wilayah
Beberapa pemanfaatan potensi kawasan konservasi diantaranya potensi air, panas bumi, wisata alam dan karbon. Potensi air di kawasan konservasi mencapai 600 milyar m3. Target pemanfaatan energi air sampai dengan tahun 2019 sejumlah 200 MW (1m3 air = 19,5 watthour, red). Jumlah ini mampu menerangi dan mendorong industri di 4000 desa, dengan asumsi 1,5 kwh/KK. Progress pemanfaatan energi air tahun 2016 sejumlah 14.159 kwh yang dimanfaatkan oleh 680 KK. Untuk massa airnya sendiri saai ini telah dimanfaatkan oleh 4.780 KK. Penerimaan PNBP pemanfaatan air yang sebelumnya Rp. 100 juta pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp. 159 juta pada tahun 2016.
Berbicara kawasan konservasi tentu saja tidak terlepas dari pemanfaatan wisata alamnya. Wisata alam menyumbang penerimaan PNBP Rp. 123,84 milyar pada tahun 2016. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yakni Rp.122,07 milyar pada tahun 2015. “Kita patut bangga karena pemanfaatan kawasan wisata kita masuk 2 besar penghasil PNBP,” ujar Bambang Hendroyono. Jumlah pengunjung wisata alam juga mengalami kenaikan. Tahun 2016 tercatat 7,12 juta wisatawan berkunjung ke wisata alam kawasan konservasi. Sedangkan pengunjung pada tahun 2015 sejumlah 4,04 juta orang. Yang tidak kalah penting, kawasan konservasi berperan dalam pemeliharaan karbon (penurunan emisi, konservasi stok karbon) dan peningkatan stok karbon. Potensi karbon di kawasan konservasi mencapai 625 Giga Ton.
Secara keseluruhan, sektor konservasi sumber daya alam dan ekosistem berkontribusi terhadap penerimaan PNBP senilai Rp.143 milyar pada tahun 2016. Jumlah ini melebihi target yang ditetapkan senilai Rp.98,1 milyar. “Dari jumlah ini, wisata alam menyumbang 87% serta tumbuhan dan satwa liar 9%.” tutup Bambang Hendroyono.