Tunas Sawaerma Ciptakan Investasi Kondusif di Papua
https://www.jakartaforum.web.id/2016/12/tunas-sawaerma-ciptakan-investasi.html
Jakarta -Tunas Sawaerma Ciptakan Investasi Kondusif di Papua. Sukses membangun usaha meski belum ada infrastruktur yang memadai. Kelompok usaha Tunas Sawaerma (TSE) menjadi salah satu contoh sukses dalam membangun investasi kondusif di daerah perbatasan. Meski masih minim infrastruktur, TSE sukses membangun usaha dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar.
Hal itu disampaikan Direktur TSE, Kim Hoon, dalam panel diskusi Forum Bisnis dan Investasi Daerah Perbatasan yang diselenggarakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDT), Kamis (1/12). TSE memulai usaha perkebunan dan pengolahan plywood dan kelapa sawit di Asikie, Boven Digoel, Papua sejak 1995, di mana saat itu kondisi infrastruktur belum memadai.
“Saat itu infrastruktur masih minim dan hampir tidak ada akses. Tidak ada investor yang mau berinvestasi di sana, mungkin hanya kami saja,” ujar Kim. “Meski begitu kami dapat berkembang dengan baik dan menjadi pihak pertama yang berkontribusi dalam pembangunan jalan Trans-Papua.”
Meski belum ada akses dan minimnya infrastruktur, TSE tetap bertekad membangun usaha karena melihat potensi yang sangat besar di daerah tersebut. Secara perlahan, TSE mulai membangun infrastruktur dasar untuk menunjang usaha, salah satunya mendirikan pembangkit listrik 9 Mega Watt yang juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
“Jika dianalogikan sebuah kendaraan, kita tidak perlu menunggu mobil mewah datang menjemput. Cukup dengan mobil murah atau bahkan mobil pick-up, sudah cukup buat kami,” sambungnya. “Masalahnya, banyak pengusaha yang inginnya langsung menaiki mobil mewah, maksudnya menunggu tersedianya infrastruktur yang bagus terlebih dahulu baru memulai usaha. Padahal, cukup dengan infrastruktur dasar saja, sudah bisa memulainya.”
Grup kami punya pengalaman panjang ± 40 tahun dalam berinvestasi di Indonesia, khususnya di daerah yang terisolir seperti di Kalimantan, kami punya pengalaman mengatasi kendala insfrastuktur dan SDM yang terbatas. Oleh karena itu, kami optimis dapat berkontribusi dalam pembangunan di daerah perbatasan Papua.
Tekad besar TSE dalam membangun daerah perbatasan Papua, terbukti dengan terlihatnya bisnis yang berkelanjutan sampai sekarang. Daerah Asikie yang tadinya tidak memiliki infrastruktur memadai, seperti jalan, jembatan, klinik, hingga fasilitas beribadah, kini sudah tersedia.
TSE telah memberikan kontribusi PAD sebesar 30% kepada Kabupaten Merauke dan 50% kepada Kabupaten Boven Digoel, Papua. Selain itu, TSE juga mampu menyerap ± 3.100 tenaga kerja lokal dan sebagian besar dididik di Balak Latihan Kerja (BLK) yang didirikan TSE.
“Mungkin kami sudah bukan community development lagi, tetapi sudah city development. Asikie tadinya merupakan daerah tertinggal, tapi sekarang sudah lebih maju. Banyak orang Papua yang ingin maju, di sinilah kami sangat senang dengan semangat dan kemajuan mereka,” kata Kim.