PESAN HARI RAYA NYEPI UMAT HINDU DI TAHUN KALIYUGA : TOLERANSI
https://www.jakartaforum.web.id/2017/03/pesan-hari-raya-nyepi-umat-hindu-di.html
Jakarta -PESAN HARI RAYA NYEPI UMAT HINDU DI TAHUN KALIYUGA : TOLERANSI. Ketua Walaka Parisada Hindu Dharma Jawa Timur Nyoman Sutantre mengatakan pesan Hari Raya Nyepi tahun ini merupakan tahun Kaliyuga. "Tahun ini adalah tahun Kaliyuga, yaitu tahun saat orang-orang gampang marah dan mudah bertengkar satu sama lain," kata dia di Surabaya, Minggu 26 Maret 2017.
Itu sebabnya, kata Nyoman, pesan hari raya Nyepi di tahun Kaliyuga ini adalah toleransi yang harus diimplementasikan dengan nyata."Hari Raya Nyepi tahun ini penting untuk menyucikan hati, pikiran dan tindakan agar terjauhkan dari rasa saling membenci,"tuturnya.
Nyoman berharap momen Hari Raya Nyepi kali ini dapat menyadarkan bahwa setiap umat manusia adalah bersaudara. "Tidak boleh saling menyakiti satu sama lain. Karena kita bersaudara sehingga harus mewujudkan toleransi," katanya.
Ada lima ritual yang dilakukan umat Hindu dalam Hari Raya Nyepi, yaitu Melasti yang merupakan penyucian badan kasar, kemudian keesokan harinya adalah Tawur Agung atau menyucikan badan halus.
Hari ketiga adalah nyepi, yaitu meditasi untuk membersihkan diri dan pikiran. Setelah itu hidup biasa untuk mewujudkan kedamaian. Tahapan kelima adalah Dharma Santi. Di JawaTimur, perayaan Dharma Santi dipusatkan di Banyuwangi pada April mendatang.
Pada kesempatan terpisah, Bupati Buleleng, Bali, Putu Agus Suradnyana, mengajak warganya memaknai Hari Suci Nyepi sebagai momentum melakukan introspeksi diri guna mewujudkan kedamaian bersama.
"Hari raya suci dan tahun baru caka bagi umat Hindu itu hendaknya dimaknai sebagai sebuah penghormatan terhadap alam beserta isinya dan kemampuan untuk menahan diri," katanya di Singaraja, Minggu.
Dia meminta warga Kabupaten Buleleng untuk dapat merenung dan merefleksikan kembali ajaran-ajaran agama yang senantiasa mengajarkan untuk selalu berpikir, berkata, dan berbuat baik. Serangkaian perayaan hari raya Nyepi Tahun Baru Caka 1939 itu jatuh pada 28 Maret 2017.
Pesan Agus Suradnyana tak jauh berbeda. Dia mengajak warga Buleleng meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dan menumbuhkan rasa persaudaraan di kalangan umat beragama. "Sehingga akan dapat menimbulkan shanti atau damai di kalangan masyarakat," katanya. (Ant)