Menteri Siti Nurbaya Canangkan Ciliwung Jadi Destinasi Wisata Baru Jakarta
https://www.jakartaforum.web.id/2017/04/menteri-siti-nurbaya-canangkan-ciliwung.html
Jakarta -Menteri Siti Nurbaya Canangkan Ciliwung Jadi Destinasi Wisata Baru Jakarta. Sungai Ciliwung yang dulu kotor, kumuh dan menjadi tong sampah terbesar warga Jakarta, kini wajahnya perlahan lahan mulai berseri. Ini tidak lain karena sudah berubahnya pola pikir warga terutama yang tinggal di sekitar aliran sungai Ciliwung.
Penampakan asri Ciliwung terlihat di RW 05 dan RW 08 Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan. Ini tidak lain berkat warga yang memiliki kepedulian tinggi dibantu oleh lembaga swadaya masyarakat, perusahaan terkemuka dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang semuanya bersinergi dalam program "Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah" yang berhasil menyulap Ciliwung yang tadinya Kotor menjadi Ciliwung Asri yang layak untuk menjadi Destinasi Wisata.
Penampakan asri Ciliwung terlihat di RW 05 dan RW 08 Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan. Ini tidak lain berkat warga yang memiliki kepedulian tinggi dibantu oleh lembaga swadaya masyarakat, perusahaan terkemuka dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang semuanya bersinergi dalam program "Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah" yang berhasil menyulap Ciliwung yang tadinya Kotor menjadi Ciliwung Asri yang layak untuk menjadi Destinasi Wisata.
Menteri LHK Siti Nurbaya menyerahkan sepeda untuk bisa dimanfaatkan pengunjung susuri jogging track |
Sejak tahun 2016 kegiatan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah ini dimulai dengan program antara lain untuk membuat tempat wisata dengan konsep edukasi Iingkungan, sehingga nantinya dapat membantu merubah pola pikir masyarakat sekitar maupun dari luar kawasan Srengseng di dalam pengelolaan Iingkungan, khususnya pengelolaan sungai.
Jogging Track sepanjang 2 KM di bantaran Ciliwung |
Pola pikir yang tadinya menganggap sungai hanya menjadi sarana pembuangan sampah dan limbah berubah menjadi penjaga dan pengaman sungai yang baik, karena menyadari bahwa sungai juga memiliki fungsi ekonomis dan sosial budaya selain fungsi lingkungan.
Saung dan Tanaman obat di Bantaran Ciliwung |
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telah memfasilitasi inisiatif tersebut selama kurang lebih dua tahun.
Tidak kurang tujuh perusahaan dan beberapa komunitas masyarakat terlibat langsung dalam pengembangan kawasan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah. Berbagai fasilitas yang telah dibangun di dalam kawasan adalah:
Jalur Jogging Track dari limbah Tailing PT. Antam Pongkor,
Saung Edukasi dan Pengolahan Air Limbah Warga oleh KLHK dan PT. Pertamina,
Saung Edukasi Pengolahan Sampah Organik oleh PT. Indonesia Power,
Area Tanaman Obat Keluarga oleh PT. Pembangkit Jawa Bali,
Saung Edukasi Air oleh PT. Palyja,
Bantuan pengadaan perahu dari PT Antam Logam Muiia, dan bantuan pengadaan semen dari PT. Holcim.
Perusahaan tersebut mendukung pengembangan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah dilatarbelakangi oleh komitmennya dalam perbaikan lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Sedangkan dari komunitas yang sejak awal aktif dalam pembangunan kawasan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah adalah Masyarakat Peduli Ciliwung (Mat Peci) dan Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) serta masyarakat, warga RW 05 dan RW 08 Keluruhan Srengseng Sawah.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya secara langsung meresmikan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah sebagai destinasi wisata baru bagi warga pada hari Sabtu (15/04).
Menteri Siti Nurbaya menyatakan program pembangunan Ekoriparian ini masih terus berlangsung sampai dengan 2019, dan akan terus dikelola dan dimanfaatkan secara berkelanjutan, sebagai sarana edukasi dan percontohan perbaikan kualitas air dan pengelolaan ekosistim DAS Sungai Ciliwung. Kegiatan ini sekaligus juga untuk menunjukkan bahwa Sungai Ciliwung tidak hanya mempunyai fungsi penyedia air dan lingkungan, namun juga memiliki fungsi ekonomi dan sosial budaya. Beberapa rencana kedepan telah disiapkan termasuk pendampingan warga sekitar kawasan, sehingga dapat mengelola Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah ini secara mandiri dan berkelanjutan.
Sementara itu Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Karliansyah berharap pembangunan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah ini, dapat direplikasikan di beberapa segmen di Sungai Ciliwung khususnya, sehingga nantinya sungai Ciliwung dapat menjadi salah satu tujuan wisata, karena kualitas airnya yang baik, mempunyai beberapa zona percontohan perbaikan kualitas air dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai, dan sekaligus zona kegiatan budaya khas Daerah Sungai Ciliwung. Selain itu, replikasi juga diharapkan dilakukan di beberapa sungai yang ada di Indonesia, untuk selanjutnya akan tercipta kondisi sungai yang bersih, tidak lagi menjadi sarana pembuangan sampah dan limbah, namun sungai yang indah dengan kualitas air yang baik dan menjadi sarana berwisata yang mendatangkan nilai ekonomis.
Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas air sungai tersebut, KLHK telah membangun Station Pemantau Kualitas Air Secara Kontinyu atau Iebih dikenal dengan ONLIMO. Sampai dengan tahun 2016 telah dibangun 10 ONLIMO, yaitu: 3 (tiga) lokasi di Sungai Ciliwung yang salah satunya berada di Zona 1 Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah, 1 lokasi di Wangisagara Citarum, 2 (dua) lokasi di Sungai Serayu, 2 (dua) lokasi di Sungai Bengawan Solo, dan 2 (dua) lokasi di Sungai Cisadane. Selanjutnya sampai dengan tahun 2019 akan dibangun sekurang-kurangnya 2 (dua) Station di masing-masing sungai pada 15 Sungai Prioritas.
Perubahan perilaku masyarakat RW 05 dan 08 Kelurahan Srengseng Sawah dalam menata ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah menuju perilaku ramah lingkungan secara otomatis setiap saat akan terlihat pada nilai kualitas air yang tergambar di monitor ONLIMO Zona 1 Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah dan di Pusat Pemantauan Kualitas Air di KLHK.
Untuk stasiun Pemantauan Kualitas Air secara kontinyu yang telah dibangun oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta atau bantuan luar negeri, akan dikoneksikan dengan pusat data kualitas air nasional di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dn)
Tidak kurang tujuh perusahaan dan beberapa komunitas masyarakat terlibat langsung dalam pengembangan kawasan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah. Berbagai fasilitas yang telah dibangun di dalam kawasan adalah:
Jalur Jogging Track dari limbah Tailing PT. Antam Pongkor,
Saung Edukasi dan Pengolahan Air Limbah Warga oleh KLHK dan PT. Pertamina,
Saung Edukasi Pengolahan Sampah Organik oleh PT. Indonesia Power,
Area Tanaman Obat Keluarga oleh PT. Pembangkit Jawa Bali,
Saung Edukasi Air oleh PT. Palyja,
Bantuan pengadaan perahu dari PT Antam Logam Muiia, dan bantuan pengadaan semen dari PT. Holcim.
Perusahaan tersebut mendukung pengembangan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah dilatarbelakangi oleh komitmennya dalam perbaikan lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Sedangkan dari komunitas yang sejak awal aktif dalam pembangunan kawasan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah adalah Masyarakat Peduli Ciliwung (Mat Peci) dan Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) serta masyarakat, warga RW 05 dan RW 08 Keluruhan Srengseng Sawah.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya secara langsung meresmikan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah sebagai destinasi wisata baru bagi warga pada hari Sabtu (15/04).
Menteri Siti Nurbaya menyatakan program pembangunan Ekoriparian ini masih terus berlangsung sampai dengan 2019, dan akan terus dikelola dan dimanfaatkan secara berkelanjutan, sebagai sarana edukasi dan percontohan perbaikan kualitas air dan pengelolaan ekosistim DAS Sungai Ciliwung. Kegiatan ini sekaligus juga untuk menunjukkan bahwa Sungai Ciliwung tidak hanya mempunyai fungsi penyedia air dan lingkungan, namun juga memiliki fungsi ekonomi dan sosial budaya. Beberapa rencana kedepan telah disiapkan termasuk pendampingan warga sekitar kawasan, sehingga dapat mengelola Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah ini secara mandiri dan berkelanjutan.
Sementara itu Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Karliansyah berharap pembangunan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah ini, dapat direplikasikan di beberapa segmen di Sungai Ciliwung khususnya, sehingga nantinya sungai Ciliwung dapat menjadi salah satu tujuan wisata, karena kualitas airnya yang baik, mempunyai beberapa zona percontohan perbaikan kualitas air dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai, dan sekaligus zona kegiatan budaya khas Daerah Sungai Ciliwung. Selain itu, replikasi juga diharapkan dilakukan di beberapa sungai yang ada di Indonesia, untuk selanjutnya akan tercipta kondisi sungai yang bersih, tidak lagi menjadi sarana pembuangan sampah dan limbah, namun sungai yang indah dengan kualitas air yang baik dan menjadi sarana berwisata yang mendatangkan nilai ekonomis.
Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas air sungai tersebut, KLHK telah membangun Station Pemantau Kualitas Air Secara Kontinyu atau Iebih dikenal dengan ONLIMO. Sampai dengan tahun 2016 telah dibangun 10 ONLIMO, yaitu: 3 (tiga) lokasi di Sungai Ciliwung yang salah satunya berada di Zona 1 Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah, 1 lokasi di Wangisagara Citarum, 2 (dua) lokasi di Sungai Serayu, 2 (dua) lokasi di Sungai Bengawan Solo, dan 2 (dua) lokasi di Sungai Cisadane. Selanjutnya sampai dengan tahun 2019 akan dibangun sekurang-kurangnya 2 (dua) Station di masing-masing sungai pada 15 Sungai Prioritas.
Perubahan perilaku masyarakat RW 05 dan 08 Kelurahan Srengseng Sawah dalam menata ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah menuju perilaku ramah lingkungan secara otomatis setiap saat akan terlihat pada nilai kualitas air yang tergambar di monitor ONLIMO Zona 1 Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah dan di Pusat Pemantauan Kualitas Air di KLHK.
Untuk stasiun Pemantauan Kualitas Air secara kontinyu yang telah dibangun oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta atau bantuan luar negeri, akan dikoneksikan dengan pusat data kualitas air nasional di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dn)