KLHK Ajak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) untuk Peduli Sampah
https://www.jakartaforum.web.id/2018/01/klhk-ajak-persekutuan-gereja-gereja-di.html
Jakarta - KLHK Ajak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) untuk Peduli Sampah. Setelah bertemu beberapa organisasi keagamaan minggu lalu, Menteri LHK Siti Nurbaya melanjutkan roadshow ke Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPH-PGI), di Grha Oikoumene, Jakarta, Kamis (18/01/2018).
Dengan didampingi jajaran KLHK dan Penasehat Senior Menteri LHK, Menteri Siti Nurbaya menyampaikan, “Kami sengaja beranjang sana untuk bertatap muka guna mendapatkan pandangan, pemikiran dan harapan, karena persoalan lingkungan adalah persoalan bersama masyarakat dan juga umat”, kata Siti Nurbaya.
Dengan didampingi jajaran KLHK dan Penasehat Senior Menteri LHK, Menteri Siti Nurbaya menyampaikan, “Kami sengaja beranjang sana untuk bertatap muka guna mendapatkan pandangan, pemikiran dan harapan, karena persoalan lingkungan adalah persoalan bersama masyarakat dan juga umat”, kata Siti Nurbaya.
Salah satu persoalan lingkungan bangsa Indonesia yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait isu sampah. Mengingat sebentar lagi, tepatnya tanggal 21 Februari akan diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional. Peringatan ini berawal dari kejadian tanggal 21 Februari 2005 lalu, dimana terjadi longsoran di TPA Leuwigajah Jawa Barat yang menelan korban jiwa.
“Bulan depan kita akan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, mungkin nanti ada yang bisa kita jadikan kampanye publik”, ucap Siti.
Berdasarkan data, saat ini produksi sampah Indonesia mencapai lebih dari 65 juta ton per tahun. Dimana Sampah organik (sisa makanan dan kayu/ranting/daun) merupakan penyumbang terbesar sampah di Indonesia yakni sekitar 57%, sedangkan sisanya sebesar 43% terdiri dari sampah kertas, plastik dan sampah lainnya. Dari sampah yang dihasilkan tersebut kurang lebih 76% sampah belum diolah dan 14% sampah yang diolah (kompos, bank sampah, bahan baku daur ulang, bahan baku industri kreatif, biogas, dll).
Melalui upaya membangun pemahaman, kesadaran, kepedulian, peran serta atau bahkan merubah perilaku masyarakat terkait sampah, KLHK berupaya meningkatkan penyadaran masyarakat dengan melakukan aksi nyata di lapangan.
Ketua umum PGI pdt. Henriette T.H. Lebang sangat antusias mendukung program pengurangan sampah ini, “Kami akan pasang famplet-famplet atau flyer dan media publikasi terkait hari sampah pada pertemuan pimpinan gereja di Indonesia pada tanggal 8-10 Februari mendatang, sebagai himbauan untuk peduli lingkungan”, jawab Henriette, antusias.
Kedatangan Menteri LHK selain diterima Ketua Umum, juga hadir Sekretaris Umum PGI pdt. Gomar Gultom dan pimpinan PGI lainnya. Ketua Umum PGI sangat mengapresiasi kedatangan Menteri LHK sambil menjelaskan bahwa PGI sudah punya komitmen terkait lingkungan hidup dan kehutanan yang sejalan dengan program LHK.
“Tidak ada alasan bagi gereja untuk tidak peduli kepada lingkungan dan alam sekitar,” ungkap Henriette.
Dijelaskan Henriette, PGI telah ikut serta dalam aksi nyata pengurangan sampah yang dimulai dengan diri sendiri. Antara lain mengurangi penggunaan sampah plastik dengan membawa kantong belanja setiap kali akan belanja. Membawa botol air minum, sehingga mengurangi sampah botol air mineral serta memanfaatkan moda transportasi umum untuk mengurangi emisi karbon.
“Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia telah mengawali sebuah gerakan dengan nama “Gereja Sahabat Alam”, tegas Henriette.
Dengan GSA ini, PGI hendak mengajak seluruh warga gereja dan masyarakat umumnya untuk merubah prilaku, tidak lagi sebatas wacana dan diskursus, dalam memperlakukan alam semesta ini secara bertanggung jawab.
Diharapkan dengan partispasi semua pihak Indonesia dapat bersih dari sampah pada tahun 2020.
“Bulan depan kita akan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, mungkin nanti ada yang bisa kita jadikan kampanye publik”, ucap Siti.
Berdasarkan data, saat ini produksi sampah Indonesia mencapai lebih dari 65 juta ton per tahun. Dimana Sampah organik (sisa makanan dan kayu/ranting/daun) merupakan penyumbang terbesar sampah di Indonesia yakni sekitar 57%, sedangkan sisanya sebesar 43% terdiri dari sampah kertas, plastik dan sampah lainnya. Dari sampah yang dihasilkan tersebut kurang lebih 76% sampah belum diolah dan 14% sampah yang diolah (kompos, bank sampah, bahan baku daur ulang, bahan baku industri kreatif, biogas, dll).
Melalui upaya membangun pemahaman, kesadaran, kepedulian, peran serta atau bahkan merubah perilaku masyarakat terkait sampah, KLHK berupaya meningkatkan penyadaran masyarakat dengan melakukan aksi nyata di lapangan.
Ketua umum PGI pdt. Henriette T.H. Lebang sangat antusias mendukung program pengurangan sampah ini, “Kami akan pasang famplet-famplet atau flyer dan media publikasi terkait hari sampah pada pertemuan pimpinan gereja di Indonesia pada tanggal 8-10 Februari mendatang, sebagai himbauan untuk peduli lingkungan”, jawab Henriette, antusias.
Kedatangan Menteri LHK selain diterima Ketua Umum, juga hadir Sekretaris Umum PGI pdt. Gomar Gultom dan pimpinan PGI lainnya. Ketua Umum PGI sangat mengapresiasi kedatangan Menteri LHK sambil menjelaskan bahwa PGI sudah punya komitmen terkait lingkungan hidup dan kehutanan yang sejalan dengan program LHK.
“Tidak ada alasan bagi gereja untuk tidak peduli kepada lingkungan dan alam sekitar,” ungkap Henriette.
Dijelaskan Henriette, PGI telah ikut serta dalam aksi nyata pengurangan sampah yang dimulai dengan diri sendiri. Antara lain mengurangi penggunaan sampah plastik dengan membawa kantong belanja setiap kali akan belanja. Membawa botol air minum, sehingga mengurangi sampah botol air mineral serta memanfaatkan moda transportasi umum untuk mengurangi emisi karbon.
“Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia telah mengawali sebuah gerakan dengan nama “Gereja Sahabat Alam”, tegas Henriette.
Dengan GSA ini, PGI hendak mengajak seluruh warga gereja dan masyarakat umumnya untuk merubah prilaku, tidak lagi sebatas wacana dan diskursus, dalam memperlakukan alam semesta ini secara bertanggung jawab.
Diharapkan dengan partispasi semua pihak Indonesia dapat bersih dari sampah pada tahun 2020.