Beehive Drones dari University of Manchester Terpilih Sebagai Pemenang Microsoft Imagine Cup 2018 Indonesia dan Akan Mewakili Indonesia di Final APAC
https://www.jakartaforum.web.id/2018/03/beehive-drones-dari-university-of.html
Jakarta -Beehive Drones dari University of Manchester Terpilih Sebagai Pemenang Microsoft Imagine Cup 2018 Indonesia dan Akan Mewakili Indonesia di Final APAC. Microsoft Indonesia mengumumkan Beehive Drones, pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di University of Manchester, sebagai pemenang Imagine Cup 2018 Indonesia. Dari 5 finalis, Beehive Drones telah berhasil membuktikan bahwa mereka memiliki code with a purpose melalui proyek mereka, Beehive Drones Agriculture, sistem drone yang koperatif dikembangkan dan dapat diakses melalui aplikasi mobile untuk membawa detail akurasi pertanian ke tangan petani di Indonesia.
Pada 2-5 April, Beehive Drones akan mewakili Indonesia pada Imagine Cup 2018 Asia Pacific Finals, yang akan diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia untuk bersaing dengan 15 tim lainnya dari Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Korea, Nepal dan Sri Lanka memperebutkan tiket ke Imagine Cup World Finals 2018 yang diadakan di kantor pusat Microsoft di Seattle, Amerika Serikat pada bulan Juli mendatang. Pemenang Imagine Cup 2018 Indonesia mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp10.000.000 dan pemenang di World Finals akan mendapatkan hadiah uang tunai hingga $100.000.
“Kami sangat senang Beehive Drones Agriculture terpilih untuk mewakili anak pemuda Indonesia di babak Imagine Cup berikutnya. Visi kami untuk Beehive Drones Agriculture adalah sebagai solusi inovatif melalui menerapkan teknologi seperangkat drone berbasis Internet of Things (IoT) untuk memecahkan masalah peningkatan permintaan akan makanan dan kami tidak sabar untuk dapat menampilkan proyek kami kepada masyarakat luas bulan depan,” kata Hilton Tnunay dari University of Manchester.
Beehive Drones merupakan salah satu dari lima finalis yang terpilih pada babak penyisihan Imagine Cup 2018 di Indonesia pada awal bulan ini:
1. Tim Carepol dari Universitas Komputer Indonesia: Carepol adalah sistem pemantauan terpadu yang memantau tingkat polusi udara di berbagai area di kota dan memetakan zona tingkat polutan.
2. Tim FishGator dari Universitas AMIKOM Yogyakarta: FishGator adalah platform inkubator ikan berbasis Internet of Things (IoT) yang diterapkan pada ikan kerapu dan udang. Prinsip kerja FishGator adalah dengan memantau kualitas air dan pengelolaan pakan pada kolam inkubasi yang dilengkapi dengan sistem perawatan otomatis menggunakan smartphone.
3. Tim Ratatouille dari Institut Teknologi Bandung: ViaChat adalah chatbot pendamping yang berfokus pada pendampingan belajar yang dapat menganalisis catatan dan menghasilkan pertanyaan atau flashcards untuk mengevaluasi dan membantu dalam menghapal materi pelajaran.
4. Tim Taleus dari Institut Teknologi Bandung: Dr Tania adalah chatbot berbasis pembelajaran mendalam (deep learning) yang dapat membantu mengidentifikasi penyakit tanaman melalui sistem pengenalan gambar. Dr. Tania juga bisa menjelaskan gejala penyakit serta memberikan saran mengenai bagaimana mengelola penyakit tanaman dengan benar dan efektif.
5. Tim Beehive Drones dari University of Manchester: Beehive Agriculture adalah sistem drone yang koperatif dan dapat diakses melalui aplikasi mobile untuk membawa detail akurasi pertanian ke tangan petani. Sistem Beehive Drones Agriculture dirancang untuk melakukan analisis dan tugas pertanian, serta kemudahan penggunaan drone melalui website dan aplikasi mobile.
Kelima juri dalam kompetisi di tahun ini adalah Julius Fenata, Technical Evangelist, Microsoft Indonesia; Retno Dewati, Southeast Asia Regional Manager, Fenox Venture Capital; Ibrahim Arief, Vice President of Engineering, Bukalapak.com; Agus Fahrurozi Abdillah, Chief of Product Officer, Telkomtelstra; dan Muhammad Neil El Himam, Deputy Chairman of Infrastructure, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF). Di tahun ini, terdapat 47 tim dari seluruh Indonesia yang mendaftarkan diri di babak pertama kompetisi.
“Setiap tahunnya, kami terus terkesan dengan inovasi yang dibawa para siswa ini ke dalam kompetisi. Kami percaya pada potensi generasi muda Indonesia untuk menjadi generasi pengembang, inovator, dan wirausaha di masa depan. Tema Imagine Cup tahun ini, Code with Purpose, dimaksudkan untuk mendorong siswa untuk menciptakan inovasi perangkat lunak yang dapat mengubah dunia, dan kami telah melihat hal tersebut melalui proyek-proyek yang dipresentasikan hari ini,” ungkap Irving Hutagalung, Audience Evangelism Manager dan Commercial Software Engineering, Microsoft Indonesia. “Kami senang dapat melihat Beehive Drones bersaing di Asia Pacific Finals dan mudah-mudahan juga pada bulan Juli di World Finals di Amerika Serikat.”
Selama 16 tahun terakhir, Imagine Cup telah menjadi kompetisi teknologi untuk siswa terbesar di dunia. Sejak tahun 2003, Microsoft telah menyediakan platform global bagi para siswa untuk dapat mewujudkan impian mereka menjadi kenyataan. Para siswa dari seluruh dunia membangun tim yang menakjubkan untuk membawa gagasan terbesar dan berani mereka ke kehidupan nyata. Dengan dibimbing oleh mentor dan pemimpin industri, mereka mendapatkan masukan untuk terus mengasah dan mengembangkan proyek mereka. Kompetisi ini dimulai di tahun 2003 dan telah menarik lebih dari 1,7 juta partisipasi siswa dari 190 negara. Sampai saat ini, tim dari Indonesia telah mencetak dua juara dunia, Solite Studio pada tahun 2013 dan None Developer pada tahun 2016, dimana keduanya berasal dari Universitas Trunojoyo, dan juara di Asia Tenggara pada tahun 2017, yaitu CIMOL dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan aplikasi Hoax Analyzer mereka.