Hanya Berselang Empat Hari, Dua Anak Rusa Timor Lahir Secara Alami
https://www.jakartaforum.web.id/2018/03/hanya-berselang-empat-hari-dua-anak.html
Jakarta - Hanya Berselang Empat Hari, Dua Anak Rusa Timor Lahir Secara Alami. Setelah kelahiran ANARA, anakan Anoa di Balai Litbang LHK Manado akhir tahun lalu, kini giliran Rusa Timor (Rusa timorensis Blainville) yang bertambah populasinya di Penangkaran Kampus Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK, Bogor. Sebanyak dua ekor Rusa Timor telah lahir dari dua induk berbeda, dalam selang waktu empat hari di akhir Februari kemarin.
"Satu ekor anak rusa berjenis kelamin betina, lahir hari Sabtu (24/02/2018) dan seekor lainnya yang lahir hari Rabu (28/02/2018), masih belum dapat diidentifikasi jenis kelamin maupun informasi lainnya", tutur Agus Justianto, Kepala BLI KLHK.
Meskipun belum diberi nama, Agus memastikan bahwa kedua anak rusa tersebut dalam keadaaan sehat. Adapun anak rusa yang pertama lahir telah diketahui memiliki berat badan sebesar 3,6 kg, panjang badan 40,0 cm, tinggi pundak 37 cm, dan lingkar dada 35 cm.
"Dengan kelahiran anak rusa ini, populasi rusa timor di Kampus BLI Bogor saat ini mencapai 7 individu, terdiri dari 3 jantan (2 remaja dan 1 dewasa), dan 2 individu betina dewasa, dan 2 individu anak rusa", lanjut Agus.
Anak rusa yang lahir lebih dulu (24/02/2018), merupakan generasi kedua dari induk dengan nomor tagging DMG-F-1-230610. 11 bulan sebelumnya, sang induk melahirkan anak pertama yang diberi nama SILET. Berbeda dengan Silet yang lahir pada siang hari, generasi kedua ini lahir pada malam hari, sehingga proses kelahirannya tidak diketahui.
Sementara, Kepala Pusat Litbang Hutan KLHK, Kirsfianti L. Ginoga menerangkan, tujuan penangkaran rusa ini adalah untuk pelestarian ex-situ, dan sebagai edukasi bagi masyarakat, selain sebagai obyek penelitian. "Penangkaran ini sudah sesuai dengan prosedur yang disarankan oleh Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Kami juga menyediakan advis teknis dan pembimbingan tentang penelitian penangkaran rusa,” tambahnya.
Berdasarkan keterangan peneliti Pusat Litbang Hutan KLHK, Mariana Takandjandji, interval kelahiran generasi pertama dan kedua berselang 11 bulan karena lama bunting pada rusa 8,38 bulan. "Kebuntingan mulai terjadi pada pertengahan bulan Juli dan umur anak pertama telah mencapai ±4,0 bulan. Umumnya rusa disapih pada umur 4,0 bulan", jelasnya.
Disampaikan Mariana, rusa yang berada di penangkaran umumnya melahirkan pada sore hari menjelang malam, sesuai dengan sifat alaminya yang nokturnal atau aktif di malam hari. "Hasil perhitungan tercatat bahwa yang lahir pada pagi hari sekitar 11,6%; siang hari sebesar 32,56% dan sore menjelang malam sebesar 55,8%", jelasnya.
Selain di Kampus Gunung Batu, BLI juga memiliki Pusat Penangkaran Rusa Timor di Hutan Penelitian (HP) Dramaga, Bogor yang dibangun tahun 2008. Awalnya, populasi rusa timor di penangkaran seluas 7,0 Ha ini berjumlah 9 ekor saja, terdiri dari 5 jantan dewasa dan empat betina yang diperoleh dari hasil penangkaran di Haurbentes, Jasinga; Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi, dan Taman Safari Indonesia. Saat ini, rusa timor yang berhasil ditangkarkan mencapai lebih dari 50 ekor.