Wujudkan Anak Indonesia Menjadi GENIUS

Jakarta - Anak GENIUS merupakan Tema Hari Anak Nasional 2018. Tema ini manjadi spirit dalam peringatan Hari Anak Nasional yang bertepatan pada 23 Juli 2018.

GENIUS diartikan Gesit, Empati, beraNI, Unggul dan Sehat. Makna ini diangkat sebagai bentuk pemenuhan tumbuh kembang dan perlindungan anak dengan membangun gerakan bersama yang melibatkan semua pihak untuk menjadikan Anak Indonesia menjadi gesit, empati, berani, unggul dan sehat.


Tema tahun 2018 mengusung tentang generasi aman dan sehat (Generation Safe and Healthy). Momentum Nasional dan International menjadi pengingat bersama bahwa pekerja anak menjadi tantangan hari ini dan bagian penting dalam membangun generasi GENIUS di masa depan.

Dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional dan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, kami dari JARAK (Jaringan LSM untuk Penanggulangan Pekerja Anak bersama Global March Against Child Labor, KPPPA RI (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) akan melaksanakan Kampanye Publik dan Pentas Seni Teater Pekerja Anak, Musik dan Puisi dengan tema “Anak Indonesia, Anak Genius (Gesit, Empati, Berani, Unggul dan Sehat).

Perayaan kampanye ini diselenggarakan pada Sabtu, 14 Juli 2018 di RPTRA Tanah Abang, Jl. Awaludin 3 RT 03 RW 17, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Acara ini dilakukan atas kerjasama Pihak KPPPA RI, RPTRA Kebon Melati Tanah Abang, JARAK dan Global March.

Diperkirakan 68 juta buruh anak di seluruh dunia dan 2,3 juta buruh anak di Indonesia memiliki risiko terhambat tumbuh kembang dan memerlukan perlindungan khusus dari kekerasan dan eksploitasi.

Pekerja anak tersebar pada sektor pertanian (59%), jasa (24%), manufaktur (7%), dan berbagai sektor lainnya. Sektor-sektor ini merupakan penggerak ekonomi, terutama sektor pertanian yang memiliki prosentase tertinggi dan tentunya memiliki pengaruh dalam percatulan ekonomi global.

Pekerja anak telah memiliki kontribusi ekonomi bagi kesinambngan ekonomi keluarga miskin dan kelompok marginal, namun demikian tindakan ini bisa merugikan asset sumber daya manusia yang kompetitif di masa depan. Ketika negara-negara maju melayani anak- anak dengan pendidikan berkualitas, tetapi anak-anak Indonesia harus bertahan hidup di dunia kerja. 

Related

Peristiwa 8597721467973810559
jasa-ekspedisi
Ajang Berita

Hubungi kami

Nama

Email *

Pesan *

Jumlah Pengunjung

item