10 Pokok Pikiran Pakar Lingkungan untuk Bekal Capres Bangun Visi Indonesia Berkelanjutan 2045

Jakarta - Tantangan utama bangsa Indonesia saat ini dan dimasa mendatang yaitu jumlah penduduk yang terus bertambah, meningkatnya permintaan atas kebutuhan dasar seperti air, pangan, energi, permukiman, serta infrastruktur sosial dan ekonomi. 

Disisi lain sumber daya alam memiliki keterbatasan daya dukungnya, dan capaian pembangunan ekonomi sejak Indonesia merdeka memberikan keterbatasan pada pengembangan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi. Dengan keterbatasan yang dimiliki dan tantangan yang dihadapi, Indonesia tetap memiliki potensi untuk menjadi negara maju yang berwawasan lingkungan. 


Menjelang debat pilpres, para pakar lingkungan berkumpul dan membuat konsesus bersama untuk membuat pokok pokok pemikiran yang dapat digunakan sebagai acuan bagi semua calon presiden untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju yang berwawasan lingkungan. 

Para pakar dan praktisi pembangunan dan lingkungan terdiri dari berbagai organisasi, yaitu Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK Indoneisa Network), Perkumpulan Ahli Ilmu Lingkungan (IESA), Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan (PEPSILI), Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL), Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia (IALHI), Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (PERWAKU), Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (PERSAKI).

Isi dari sepuluh pokok pokok pikiran itu dipaparkan kepada  media  di Jakarta, Sabtu (16/02/2019), 

1. Sumber daya alam dan jasa lingkungan memiliki keterbatasan. Untuk menjamin tercapainya visi Indonesia menjadi negara maju, pembangunan nasional dan regional harus dikendalikan agar tidak 
melampaui daya dukungnya, melalui pembangunan yang berawawasan lingkungan.

2. Pertumbuhan jumlah penduduk perlu segera dikendalikan. Pertumbuhan penduduk menjadi faktor utama tekanan terhadap sumber daya alam dan jasa lingkungan. Keberhasilan pengendalian jumlah 
penduduk, menjadi kunci pencapaian visi Indonesia menjadi negara maju yang berwawasan 
lingkungan

3. Perlunya percepatan pengembangan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi ramah lingkungan dalam skala besar. Kapital manusia yang meliputi keterampilan, pengetahuan, serta 
teknologi menjadi faktor penentu transisi ketergantungan dari sumber daya alam tidak terbarukan kepada sumber daya alam terbarukan.

4. Restorasi lingkungan penentu pembangunan ekonomi masa depan. Kapital alam dan kemampuan pengelolaan dan pemanfaatannya secara berkelanjutan menjadi penentu pembangunan masa depan 
karena semakin terbatasnya sumber daya alam global, terutama untuk menjaga ketahanan air dan pangan.

5. Industri ramah lingkungan menjadi modal menuju negara maju berwawasan lingkungan. 
Pengembangan industri ramah lingkungan selain meningkatkan efisiensi penggunaan dan melestarikan sumber daya alam dan jasa lingkungan, juga mendukung pengembangan teknologi hijau.

6. Pengendalian perubahan iklim nasional bergantung pada reduksi emisi sektor energi dan kehutanan. Indonesia perlu membangun kemitraan internasional untuk pengembangan teknologi energi baru terbarukan dalam skala besar. Dalam sektor kehutanan, dibutuhkan inovasi pengelolaan kawasan konservasi dan hutan lindung yang mampu mendorong kesejahteraan masyarakat sekitar dan ekonomi wilayah, antara lain pengembangan pariwisata berkelanjutan.

7. Tata ruang menjadi landasan pencapaian Indonesia menjadi negara maju dan berwawasan lingkungan. Tata ruang sangat mempengaruhi aktivitas budidaya dan perlindungan wilayah pembangunan, struktur dan dinamika demografi, sentra-sentra ekonomi. Selain itu juga menjaga 
keseimbangan antara kebutuhan dengan penyediaan air dan pangan. Tata ruang juga perlu mempertimbangkan budaya dan kearifan lokal masyarakatnya.

8. Permasalahan lingkungan membutuhkan penegakan hukum yang tegas dan konsisten. 
Permasalahan deforestasi, serta bencana kebakaran hutan dan lahan, banjir, longsor, juga permasalahan sampah sangat terkait dengan penegakan hukum dalam pemanfaatan kawasan hutan dan penggunaan lahan.

9. Perlu percepatan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang perlu waktu yang relatif panjang dan terkait dengan perilaku, oleh karena itu dibutuhkan percepatan penanganan sampah. Apalagi 
semakin meningkat kesejahteraan, produksi sampah akan semakin meningkat.

10.Pengembangan sumber daya manusia dan profesi bidang lingkungan hidup menjadi kunci daya saing masa depan. Upaya untuk mencapai visi Indonesia menjadi negara maju dan berwawasan lingkungan, sumber daya manusia yang menguasai ilmu lingkungan dan teknologi ramah lingkungan menjadi modal utamanya. Untuk itu pengembangan lembaga pendidikan dan penelitian bidang lingkungan perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan dinamika pembangunan.

Related

Peristiwa 8707333131629220449
jasa-ekspedisi
Ajang Berita

Hubungi kami

Nama

Email *

Pesan *

Jumlah Pengunjung

item