Ketum PPWI Bela Harkat dan Martabat Kewartawanan Malah Di Tangkap
https://www.jakartaforum.web.id/2022/03/ketum-ppwi-bela-harkat-dan-martabat.html
Jakarta Forum - Jakarta. Terkait penangkapan Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke S.pd,.M.Si,.MA yang dilakukan oleh Polres lampung Timur dan Polda Lampung ketika membela wartawan karena diduga dikriminalisasi saat penangkapan, membuat sekretaris jenderal DPN PPWI Dr.Fachru Razi, MIP yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) mengambil alih pimpinan selaku ketua umum PPWI. Sabtu 12 Maret 2022.
Saya sampaikan bahwa pada hari ini, saya Fachrul Razi, Sekjen PPWI mengambil alih organsiasi PPWI yang hari ini mengalami kekosongan karena Ketua PPWI diproses secara hukum dan dikriminalisasi.
Saya minta pada seluruh pengurus dan anggota untuk menahan diri dan sabar, tidak gegabah dan tidak terprovokasi, dan kita sedang menyaksikan proses penegakan hukum yang dirusak oleh oknum-oknum. Perlu kita ketahui bahwa di atas langit ada langit, di atas pangkat ada pangkat, di atas jabatan ada jabatan.
Mereka tidak akan lama duduk di sana karena semua ada masanya.Kesabaran kita adalah ujian bagi PPWI. Kekompakan kita adalah modal untuk kita terus solid dan tidak terprovokasi dengan apapun.
Bentuk Karangan bunga dari tokoh adat penghinaan dan pelecehan pada profesi wartawan
Kita akan tempuh jalur damai, atau dengan cara- cara sesuai aturan hukum. Kita tidak mau ada pihak- pihak yang memboncengi penegak hukum sehingga proses penangkapan Saudara Wilson dilakukan tanpa prosedur hukum.
Saya marah betul dengan peristiwa hari ini dan juga video yang menunjukkan bagaimana Saudara Wilson diperlakukan tidak manusiawi ibarat teroris dan menjadi musuh bersama aparat.
Saya menghargai aparatur negara, menghargai kepolisian dan saya menghargai teman- teman yang ada di Lampung, khususnya Lampung Timur.
Tapi penegakkan hukum harus ditegakkan bukan berarti melakukan tindakan dengan cara kekerasan.
Dan saya juga memaklumi psikologis Saudara Wilson yang di lapangan karena lelah, letih dan juga kecapean sehingga beliau berada dalam kondisi yang tidak terkontrol.
Saya minta kepada teman-teman untuk bisa menahan diri. Kita akan hadapi secara baik-baik. Kalau ini bisa diselesaikan secara musyawarah dan damai, mari kita selesaikan. Tapi kalau ini tetap dilanjutkan, kita akan di lanjutkan sampai proses hukum ditegakkan seadil-adilnya.
Saya yakin betul, peristiwa ini tidak terlepas dari pemberitaan yang ada di Lampung, kasus- kasus yang diangkat teman-teman.
Semua peristiwa ini akan kita respon dengan cerdas. Selagi ada waktu untuk rekonsiliasi dan menempuh dengan jalur damai kita memiliki ruang untuk teman-teman (oknum petugas) yang melakukan kekerasan terhadap Wilson.
Tapi sebaliknya apabila tidak ada jalur lain dan Saudara Wilson akhirnya dikriminalisasi, diproses secara hukum, bahkan dipenjara maka kita akan tempuh jalur selanjutnya di jalur hukum dan jalur politik.
Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Salam dari saya.[pr45].